--> Pengendalian Sosial : Apa Mengatasi Perilaku Menyimpang? -->

Pengendalian Sosial : Apa Mengatasi Perilaku Menyimpang?

No comments



Pengendalian Sosial : Apa Mengatasi Perilaku Menyimpang? 


Pengendalian sosial adalah suatu cara untuk mengatur perilaku anggota masyarakat agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. 
Lembaga pengendalian sosial merupakan segala upaya atau cara mengatasi yang dilakukan oleh kelompok atau masyarakat untuk seluruh anggotanya agar bersedia mematuhi nilai dan norma yang berlaku sehingga tidak terjadi perilaku menyimpang di lingkungan masyarakatnya.

Pengendalian sosial dalam suatu masyarakat berfungsi untuk :
1. Mengembangkan rasa takut bagi masyarakat yang mau melakukan perbuatan menyimpang
2. Menanamkan rasa malu bagi pelaku penyimpangan
3. Menciptakan ketertiban masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

Tujuan pengendalian sosial dalam suatu masyarakat adalah:
1. Mengurangi perilaku menyimpang di masyarakat
2. Menciptakan ketertiban di masyarakat
3. Masyarakat mematuhi nilai dan norma yang berlaku
4. Pelaku penyimpangan memahami kesalahannya, sehingga dapat memperbaiki dan kembali mematuhi nilai dan norma yang berlaku. 

Berdasarkan caranya, pengendalian sosial dapat dilakukan melalui: 

1. Pengendalian sosial formal

Pengendalian sosial formal dilakukan oleh lembaga-lembaga formal yang ada di lingkungan masyarakat seperti kepolisian. 
Pengendalian sosial formal bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut : 

a. Hukuman

Hukuman merupakan suatu perlakuan yang diperoleh oleh seseorang sebagai sanksi dari perilaku menyimpang yang telah ia lakukan. 

b. Pendidikan

Pendidikan bertujuan untuk mendidik dan mengarahkan peserta didik agar memiliki kepribadian yang baik sehingga terhindar dari perilaku menyimpang. 

c. Agama 

Agama merupakan pengendalian sosial yang paling efektif. Seseorang yang beragama dan taat pada ajaran-ajaran agama akan menunjukkan sikap yang tidak menyimpang.

2. Pengendalian sosial nonformal

Pengendalian sosial nonformal dilakukan oleh para pemuka atau orang-orang yang dituakan di lingkungan masyarakat. Pengendalian sosial nonformal bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut : 

a. Gosip

Gosip merupakan berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan pada kenyataan yang ada. 

b. Teguran

Teguran adalah peringatan yang disampaikan seseorang kepada orang yang dianggap melakukan tindakan menyimpang

c. Ejekan 

Ejekan atau olok-olokan termasuk cara pengendalian sosial bagi orang yang melakukan penyimpangan sosial

d. Celaan

Celaan merupakan tindakan kritik terhadap suatu sikap atau perilaku yang tidak sejalan dengan sikap dan perilaku kelompok pada umumnya

e. Pengucilan

Pengucilan adalah suatu tindakan pemutusan hubungan sosial terhadap seseorang. Dalam pengucilan, masyarakat akan bersikap tidak peduli (masa bodoh) terhadap orang yang dikucilkan. 

Berdasarkan sifatnya, pengendalian sosial dapat dikategorikan dalam empat macam, yaitu :

1. Pengendalian sosial preventif

Upaya pengendalian sosial yang dilakukan sebagai langkah pencegahan terhadap tindakan menyimpang yang dimungkinkan terjadi di masyarakat. 
Contoh : ibu menasihati anaknya agar rajin belajar supaya mendapatkan nilai yang bagus 

2. Pengendalian sosial represif

Upaya pengendalian sosial yang dilakukan sabagai langkah untuk memulihkan keadaan setelah terjadinya penyimpangan sosial. 
Contoh : seorang pencuri dijatuhi hukuman pidana selama 1 tahun. 

Berdasarkan prosesnya, pengendalian sosial dibedakan menjadi dua :

1. Pengendalian sosial persuasif

Upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara mengajak, membimbing, dan mengarahkan masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. 

2. Pengendalian sosial koersif

Upaya yang dilakukan secara memaksa, sebagai cara terakhir untuk menertibkan perilaku menyimpang di masyarakat. 
Contoh : satpol PP menangkap seluruh gelandangan yang mengemis di jalan. 
Pengendalian sosial koersif, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 

a. Kompulsi

Keadaan/situasi yang segaja diciptakan sedemikian rupa, sehingga seseorang terpaksa menurut dan patuh. 
Contoh : situasi di rumah sakit, diciptakan tenang agar tidak mengganggu pasien. 

b. Pervasi

Cara penanaman nilai dan norma secara berulang-ulang, dengan harapan hal tersebut masuk ke dalam kesadaran seseorang sehingga bersikap sesuai dengan yang diinginkan. 
Contoh : ceramah keagamaan yang dilakukan secara terus menerus dan rutin. 


Comments