--> Dibalik Cerita Nyi Roro Kidul dalam Lagenda Pantai Parang Tritis Yogyakarta -->

Dibalik Cerita Nyi Roro Kidul dalam Lagenda Pantai Parang Tritis Yogyakarta

No comments

    Di samping wisata Candi Prambanan di Yogyakarta juga ada tempat wisata yang terkenal yaitu Pantai Parang Tritis.



    Keluarga Kraton Yogyakarta biasa melaksanakan Upacara Labuhan di Pantai Parangkusuma.Upacara yang dilakukan bersamaaan dengan ulang tahun Sri Sultan Hamengku Buwono ini dimaksudkan untuk memberi penghormatan kepada Nyai Roro Kidul.

    Upacara Labuhan bukan hanya dilakukan oleh keluarga kraton saja,tetapi juga oleh masyarakat Jawa,khususnya masyarakat Yogyakarta dan Surakarta.Mereka mempunyai kepercayaan bahwa Nyai Roro Kidul adalah penguasa Samudera Indonesia.

    Siapa sebenarnya Nyai Roro Kidul itu ? Konon,Nyi Roro Kidul adalah penjelinaan dari putri Pajajaran.Ia adalah putri kesayangan Prabu Siliwangi yang bernama Kadhita.

    Nyi Roro Kidul dipercayai sebagai seorang ratu makhluk halus yang sakti,menguasai samudra Indonesia.Penduduk sepanjang pantai selatan Pulau Jawa sampai saat ini masih mempercayai kesaktiannya.

    Konon di kerajaan Pajajaran Purba bertahtalah seorang raja yang bernama Prabu Mundingsari.Baginda dikenal sebagai raja yang berwajah tampan dan bijaksana dalam pemerintahan,hingga dicintai segenap rakyat Pejajaran.Prabu Mundingsari sangat gemar pergi berburu dengan diiringi tamtama atau pengawal.Tetapi , hari itu baginda tersesat dan terpisah dari para pengawalnya ketika memburu seekor kijang.Prabu Mundingsari mencoba mencari pengawalnya.Tetapi,sesudah menjelajahi rimba itu sampai setengah hari jejak para pengawal itu belum juga tampak,sehingga baginda Mundingsari semakin jauh tersesat.

    Haripun mulai gelap,baginda bermaksud beristirahat.Karena lelahnya,baginda Mundingsari tertidur.Dalam keadaan setengah tertidur itu,tiba-tiba merasa ada seseorang berada di dekatnya.Baginda terkejut dan segera bangun.Dihadapannya telah berdiri seorang gadis yang sangat cantik dan tengah tersenyum padanya, "Oh,siapakah kau...?!" tanya Prabu Mundingsari keheranan.

    "Hamba adalah cucu dari raja rimba ini...Apakah tuan adalah raja Mundingsari dari Pajajaran?"

"Ya,Aku adalah raja Mundingsari.Ada apa kiranya?"

"Tuanku tampaknya tersesat dan terpisah dari para pengawal tuanku.Sudilah kiranya tuanku singgah di istana kakekku sambil beristirahat di sana......."

    Karena undangan itu disampaikan dengan ramah dari sopan santun,baginda Mundingsari tidak dapat menolaknya,apalagi orang yang mengundangnya adalah seorang gadis yang sangat cantik.Raja Pajajaran itupun mengikuti si gadis cantik itu.

    Tak seberapa lama kemudian sampailah mereka pada istana tempat tinggal gadis itu.Gadis itu segera membawa prabu Mundingsari masuk ke dalam istana.Mereka disambut oleh seorang raja yang berwajah cukup seram.Tetapi kata-katanya cukup ramah.

    "Ah.....hah...hah...hah.....! Prabu Mundingsari,selamat datang di istanaku walau tidak seindah istanamu.Kuharap kau akan betah tinggal di sini...!Cucuku mencintai tuan hingga tiap malam,wajah tuan selalu terbawa mimpi dan bahkan dia jatuh sakit.!"

    Prabu Mundingsari merasa heran akan kata-kata raja itu.Dia menoleh pada putri cantik itu yang tampak wajahnya merona merah karena malu.Karena kecantikan putri itu,lagi pula karena kelemah lembutann putri itu ,Prabu Munding sari segera jatuh hati pada perempuan itu.Kemudian merekapun menikah dan hidup dalam kebahagiaan.

    Baginda tinggal beberapa lama bersama istrinya di istana dalam rimba itu.Hingga pada suatu hari.....

    "Adinda rasanya sudah cukup lama kakanda meninggalkan istana Pajajaran.Aku hendak menjenguk ke sana dan hendak kulihat bagaimana keadaaan rakyatku..."kata Prabu Mundingsari.

    "Baiklah,kakanda!Tetapi sesekali datanglah kakanda menjenguk hamba..."sahut istrinya dengan sedih mendengar niat prabu Mundingsari,suaminya itu.

    Kemudian,Prabu Mundingsari keluar dari istana menuju Pajajaran.Walau berjalan di tengah hutan,kali ini baginda tidak tersesat dan mudah mendapatkan jalan pulang.Setiba di istana Pajajaran,Baginda disambut dengan isak tangis kegembiraan oleh permaisuri dan seisi istana,karena sudah berbulan-bulan baginda menghilang dalam sebuah perburuan.Kemudian,Baginda kembali menduduki tahta Pajajaran dan memerintah sebagimana sebelumnya.

    Berbulan-bulan kemudian,pada suatu malam,baginda terjaga dari tidurnya karena mendengar suara tangis bayi....Baginda Mundingsari segera bangkit,dan mendatangi Sumber suara itu.Maka tampak olehnya sebuah buaian dan di dalamnya terdapat seorang bayi yang tengah menangis.

    Baginda segara mendukung bayi yang ternyata seorang bayi perempuan.Tiba-tiba muncul seraut wajah yang dikenalnya sebagai wajah istrinya dari istana di tengah rimba tempo dulu.

    "Kakanda Mundingsari,bayi itu adalah anak kita!Dia kuserahkan kepada kakanda untuk kau besarkan di kalangan manusia,"kata istrinya itu.

    "Di kalangan manusia?Apa maksudmu adinda?!"tanya Prabu Mundingsari tak mengerti.

    "Sebenarnya bahwa aku dari kalangan siluman...!"sahut istrinya itu.

    Baginda Prabu Mundingsari merasa heran dan hanya tertegun sampai beberapa saat.Dia tidak tahu dan tidak menyadari ketika bayangan wajah putri siluman istrinya itu menghilang.

    "Istriku....di mana kau?"

    Prabu Mundingsari terperangah.Kini ingatlah dia bahwa sewaktu tersesat di hutan ia telah bertemu dan menikahi seorang gadis yang menjadi cucu seorang raja raksasa.

    "Oh,istriku...maafkanlah aku.Aku khilaf,telah lama tidak mengunjungimu.Ternyata kau sudah melahirkan seorang anak."

    Demikianlah bayi perempuan itu akhirnya dibesarkan di lingkungan istana dan diberi nama RATNA DEWI SUWIDO.Permaisuri baginda Mundingsari merasa tidak senang akan kehadiran Dewi Suwido di istana Pajajaran.Dia memperlakukannya dengan bengis.

    Delapan belas tahun kemudian.Dewi Suwido tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan sukar dicari tandingannya.Kecantikannya itu terkenal hingga ke negara-negara tetangga.Hal ini semakin membuat tak senang hati sang permaisuri.Apalagi,putrinya tidak secantik Dewi Suwido.Sementara itu sudah banyak lamaran dari para pengeran yang bermaksud mempersunting Dewi Suwido.Hati permaisuri semakin geram.Oleh sebab itu,timbul maksud jahatnya untuk menyingkirkan Dewi Suwido dari istana.Dalam mewujudkan maksud jahatnya itu,permaisuri segara mendatangi seorang ahli tenung yang terkenal pandai "Ah,tuanku permaisuri tidak perlu khawatir !Hal itu bukan pekerjaan sukar buat hamba,"kata dukun tenung itu.

    "Ingat.....aku inginkan wajah gadis itu rusak.Hingga tidak ada seorangpun yang sudi memandanginya!"pesan sang permaisuri.

    Sepeninggal permaisuri,tukang tenung itu segera melaksanakan permintaan permaisuri.Pada malam,harinya,dia mulai menyebarkan ilmunya.

    Keesokan harinya,Dewi Suwido bangun dari tidurnya dan merasa tidak enak di sekujur badannya.

    "Ah,kepalaku terasa berat.Kulit wajahku pun terasa tebal."

    Karena merasa ada kelainan pada wajahnya,gadis itu berkaca.Dia sangat terkejut melihat wajahnya dalam kaca yang kini telah berubah menjadi buruk,

    "Ah....apakah....apakah yang berada di dalam cermin itu adalah wajahku?Mengapa jadi demikian?"

    Ketika menyadari bahwa wajah yang berada di cermin itu memang betul wajahnya,hati Dewi Suwido jadi hancur! Dia menangis terus menerus.Kecantikannya sama sekali sudah tak tersisa.

Berhari-hari gadis itu mengurung diri di kamar,dan tidak mau menjumpai orang.Tetapi,atas pemberitahuan sang permaisuri,prabu Mundingsari akhirnya tahu Dewi Sudiwo mengindap penyakit yang berbahaya.

    "Ah...kau mengindap penyakit lepra,anakku.Penyakit itu adalah salah satu penyakit berbahaya dan dihantui....Ayahanda merasa menyesal sekali.Tetapi apa boleh buat,kau akan kuasingkan dari istana......"kata Prabu Mundingsari,ayahnya.

    Hati Dewi Sudiwo semakin remuk ketika bahkan ayah kandungnya sendiri bermaksud menyingkirkan dan tidak mau berdekatan dengan dirinya.Baginda Mundingsari segera memerintahkan beberapa orang pengawal mengantarkan Dewi Sudiwo ke dalam rimba.Ia diantar naik kereta kuda dan harus pergi jauh meninggalkan istana.Setiba di tepi rimba,para pengawal tidak mau mengantarkanya lebih jauh.Dengan hati pilu gadis itu melanjutkan perjalanan ke dalam rimba seorang diri.Dia masih belum tahu hendak menuju ke mana.......!Pada akhirnya,Dewi Sudiwo tiba di gunung Kombang.Kemudian,dia bertapa di sana dan memohon pada para dewa agar wajahnya dikembalikan sebagimana sebelumnya.

    Bertahun-tahun dia melakukan tapa,tetapi wajahnya bahkan semakin rusak.Tetapi,pada suatu hari,dia mendengar sebuah suara:

    "Cucuku,Dewi Sudiwo! Kalau kau ingin wajahmu kembali seperti semula,berangkatlah menuju ke selatan.Kau harus masuk ke laut Selatan dan bersatu dengannya......!Dan tak usah kembali dalam pergaulan manusia!

    Setelah mendengar suara itu,Dewi Sudiwo segera berangkat ke arah selatan seperti seperti yang diperintahkan.Berhari-hari kemudian,tibalah dia di pantai Selatan.Gadis itu merasa ngeri berada di pantai yang curam dan tajam itu.Tetapi dia percaya akan kata-kata yang didengar dalam tapanya itu,yang dipercaya sebagai petunjuk dari para dewa.Dengan penuh kepercayaan pula Dewi Sudiwo terjun ke laut dari tebing yang curam.

    Setelah muncul kembali dari dalam air laut,segala penyakit yang menempel pada tubuh Dewi Sudiwo telah hilang.Kecantikan Dewi Suwido kembali pada keadaanya semula bahkan lebih cantik .Menurut kepercayaan penduduk setempat,Dewi Suwido masih hidup hingga kini dan menjadi Ratu di laut Selatan,ratu dari segala jin dan siluman di sana.Benar atau tidaknya cerita di atas yang jelas penduduk di sepanjang pantai Selatan pulau Jawa sampai saat ini masih mempercayai akan kesaktian Ratu Samodra Indonesia itu.

    Sejak saat itu masyarakat Jawa,khususnya masyarakat Yogyakarta dan Surakarta melaksanakan persembahan sesaji di Pantai Parangkusumo,Parangtritis,Gunung Merapi,Gunung Lawu atau di Dlepih.Barang-barang yang dipersembahkan sebagai sesaji adalah potongan kuku,pakaian bekas,beberapa jenis kain batik dengan motif poleng dan bangun tulak,serta uang recehan.

    Upacara Labuhan selalu diawali dengan doa.Mereka memohon supaya Nyai Roro Kidul berkenan menerima persembahan mereka.Disamping itu,mereka berharap agar diberi umur panjang dan hidup makmur.Sesaji diusung dengan bambu yang ditandu oleh beberapa orang terlatih untuk masuk laut,jaraknya kurang lebih 100 meter dari daratan.Sesaji itu diikiat pada batu agar benar-benar masuk ke dasar laut.Tetapi,sebelum barang-barang sesaji.Untuk itu,tidak mengherankan jika pantai Parangtritis dan Parangkusomo pada malam menjelang Upacara Labuhan banyak dikunjungi orang-orang dari luar kota Yogyakarta.Mereka datang di ketua pantai itu untuk mendapatkan berkah.

Comments