--> Macam-Macam Sampling: Seni Memilih "Sampel" Skripsi dengan Gaya -->

Macam-Macam Sampling: Seni Memilih "Sampel" Skripsi dengan Gaya

No comments


    Halo, pejuang skripsi! Pernah enggak sih kalian males kalau bahas macam-macam sampling untuk memilih yang mana yang dijadikan sampling ke penelitian? Pernah gak, kamu bingung milih sampling alias cara menentukan siapa (atau apa) yang akan jadi objek penelitianmu? Kalau iya, tenang, kamu nggak sendirian. Bagi mahasiswa, memilih metode sampling itu kayak milih menu di restoran: harus pas biar nggak kena omel dosen pembimbing!  

    Nah, sebelum kamu salah langkah dan berujung “revisi selamanya,” yuk kenalan dulu sama macam-macam metode sampling dengan gaya santai. Karena skripsi berat itu biasa, yang penting kita bisa bikin prosesnya sedikit lebih fun.  


---


1. Simple Random Sampling: Pemilihan Ala "Arisan RT"

Metode ini cocok buat kamu yang suka prinsip fair play. Semua elemen dalam populasi punya peluang yang sama untuk dipilih, kayak undian arisan. Kamu tinggal acak-acak nama, dan sampelmu jadi!  

- Contoh: Kamu punya 100 nama mahasiswa, lalu pakai aplikasi pengacak angka buat milih 20 orang. Siapa yang kepilih? Itu nasib mereka.  


Kelebihan: Adil dan nggak ribet.  

Kekurangan: Kalau populasimu besar, siap-siap mumet ngumpulin daftar nama.  


---


2. Stratified Random Sampling: Keadilan Sosial bagi Seluruh Mahasiswa

Metode ini kayak pengelompokan mahasiswa berdasarkan “kasta” atau kategori tertentu (misal: jurusan, angkatan, IPK). Dari tiap kelompok itu, kamu ambil sampel secara acak. Cocok kalau kamu nggak mau ada kelompok yang merasa dilupakan.  

- Contoh: Dari 3 jurusan (A, B, C), kamu pilih masing-masing 10 orang secara acak.  


Kelebihan: Semua kelompok terwakili.  

Kekurangan: Harus ribet dulu bikin kelompok.  


---


3. Systematic Sampling: Milih yang Berurutan dengan Elegan

Ini metode sampling yang terkesan classy. Kamu tinggal pilih berdasarkan interval tertentu. Misalnya, ambil setiap mahasiswa ke-5 dari daftar nama. Gampang, kan?  

- Contoh: Dari daftar 100 nama, kamu ambil nama ke-5, ke-10, ke-15, dan seterusnya.  


Kelebihan: Cepat dan rapi.  

Kekurangan: Kalau daftar namanya nggak acak, hasilnya bisa bias. Jangan sampai semua yang kepilih ternyata cuma mahasiswa yang duduk di belakang kelas (alias tukang tidur).  


---


4. Cluster Sampling: Sampel Kelompok, Bukan Individu

Metode ini pas kalau populasi terlalu besar dan bikin kamu males. Daripada pilih individu satu per satu, kamu pilih satu kelompok utuh. Ibaratnya kayak milih satu kelas penuh, bukan cuma beberapa mahasiswa.  

- Contoh: Dari semua kelas di kampusmu, kamu pilih satu kelas secara acak buat dijadikan sampel.  


Kelebihan: Hemat waktu dan tenaga.  

Kekurangan: Kalau kelompok yang dipilih nggak representatif, ya wassalam.  


---


5. Convenience Sampling: Metode "Yang Penting Gampang"

Kalau kamu tipe mahasiswa yang deadline fighter, metode ini cocok banget. Kamu pilih sampel berdasarkan siapa yang gampang ditemui, misalnya teman satu kosan atau orang yang lewat di depan kampus.  

- Contoh: “Eh, kamu punya waktu gak? Jawab kuesioner aku dong.”  


Kelebihan: Super cepat dan nggak ribet.  

Kekurangan: Validitas dan representasi data? Hmm, dosen pembimbing bisa ngamuk!  


---


6. Purposive Sampling: Pemilihan Sampel ala "Seleksi Terbaik"

Ini kayak audisi, di mana kamu cuma pilih sampel yang sesuai kriteria penelitianmu. Jadi, nggak asal pilih, tapi pakai logika dan sedikit rasa curiga.  

- Contoh: Kamu cuma pilih mahasiswa semester akhir yang pernah mengalami revisi bab 3 minimal 5 kali.  


Kelebihan: Tepat sasaran.  

Kekurangan: Bisa bias kalau kriterianya terlalu subjektif.  


---


7. Snowball Sampling: Mulai dari Satu, Lalu Bergulir Seperti Bola Salju

Ini cocok buat penelitian yang underground atau susah nyari informannya. Kamu mulai dari satu orang, lalu minta dia merekomendasikan teman-temannya, dan seterusnya sampai data terkumpul.  

- Contoh: “Mas, kenal teman lain yang juga pejuang skripsi? Aku butuh data nih.”  


Kelebihan: Efektif untuk penelitian komunitas tertentu.  

Kekurangan: Lama! Kalau respondenmu slow response, siap-siap frustasi.  


---


8. Quota Sampling: Sampel Sesuai Kuota, Bukan Data Paket

Metode ini mirip stratified, tapi kamu ambil sampel sampai kuota tertentu tanpa harus acak.  

- Contoh: “Aku butuh 10 mahasiswa angkatan 2020. Siapa aja boleh, asal jumlahnya cukup.”  


Kelebihan: Cepat dan fleksibel.  

Kekurangan: Rentan bias, apalagi kalau milihnya asal-asalan.  


---


Kesimpulan: Pilih Sampling, Jangan Asal Milih!

Metode sampling itu kayak strategi perang dalam skripsi. Kalau kamu salah pilih, bisa-bisa dosen pembimbingmu ngomel sepanjang revisi. Jadi, pilih metode yang cocok dengan jenis penelitian dan populasimu.  



Referensi :

https://books.google.co.id/books?id=lFJfR5jf-osC&pg=PA76&dq=sampling+penelitian&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwj9ntmwldyKAxWxxTgGHeSxKJgQ6AF6BAgFEAI

https://books.google.co.id/books?id=_SPbEAAAQBAJ&pg=PA78&dq=sampling+penelitian&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwj9ntmwldyKAxWxxTgGHeSxKJgQ6AF6BAgMEAI

https://books.google.co.id/books?id=FuUKEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=sampling+penelitian&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwj9ntmwldyKAxWxxTgGHeSxKJgQ6AF6BAgGEAI

Comments