Picture by Azizah Rachmayani (https://id.pinterest.com/azizahr150602/)
Contoh Naskah Drama Bahasa Indonesia
Korban Janji Caleg
Suatu
hari ada seorang Caleg sedang mencari massa untuk menjadi tim suksesnya. Ia
melakukan berbagai upaya agar keinginannya menjadi Caleg berhasil. Upaya yang
ia lakukan yaitu berupa janji manis kepada masyarakat.
Caleg : “Ayo saudaraku, Ayo berkumpul! Dukung saya, Nomor
2 Bapak Azhar sebagai Caleg di daerah ini. Jangan khawatir saudaraku, jika saya
berhasil menjadi Caleg saya akan mensejahterakan daerah ini dengan membuka
lapangan kerja yang seluas-luasnya. Saya juga akan memberikan tunjangan biaya
sekolah untuk anak anda semuanya. Itu sumpah saya. “
Warga 1 : “( Berbisik-bisik ) Eh benar nggak yang
dikatakan Bpk Azhar yang ada nanti Cuma janji belaka?”
Warga 2 : “ Coba kau tanyakan lah..”
Warga 1 : “ Nggak berani aku. “
Warga 3 : “Biar ku tanyakan saja. Yakin pak sama
janji yang bapak buat?”
Bpk Azhar: “Jika saya sudah berjanji maka saya juga
akan menepatinya. Tadikan saya juga sudah bersumpah.”
Warga 4 : “Yaudah kami akan mendukung Bapak. Ingat Pak
sama janjinya!”
Bpk Azhar;“Akan saya ingat.”
Selepas
mengikrarkan janjinya dan mendapatkan dukungan yang banyak. Alhasil Bpk Azhar menjadi
anggota legislatif. Bapak Azhar juga merasa senang karena apa yang ia inginkan
akhirnya tercapai. Kabar tersebut juga terdengar oleh masyarakat sekitar
pendukung Bapak Azhar. Impian yang mereka inginkan akhirnya akan terwujud.
Namun para warga heran mengapa sampai sekarang janji itu masih belum terbukti
adanya.
Warga 1 “ Kenapa sampai sekarang janji yang ia
ucapakan tiada pembuktian ?‘
Warga 2 “Iya kita seperti diberi harapan tanpa
kepastian ‘
Warga 3
“Mungkin masih dalam proses .
Warga 1 “ Masak iya segini lamanya ?
Warga 4
“Hallah ayo kita lapor saja ke polisi ‘
Warga 3 “ Jangannnnnn....., nanti urusannya tambah
rumit.”
Warga 2 “lha trus gimana dong? Masak kita diam saja.”
Warga 1 : “Ayo coba kita datang ke rumahnya saja,
kita demo besar-besaran.”
Warga 4 : “Ayo! Kita harus mencari pertanggung
jawaban janjinya.”
Dengan
keadaan yang marah para warga akhirnya melakukan kesepakatan tersebut dan
berencana untuk mendatangi rumah Bapak Azhar ke esokan harinya.
Warga 3 : “Keluar kau pendusta! Keluar..”
Warga 1 .: “Ya keluar kau, mana janjimu?”
Warga 4 : “Keluar...”
Mendengar
kegaduhan yang ada didepan halaman rumahnya Bapak Azhar akhirnya keluar dengan
penuh rasa takut dan kebingungan.
Bapak Azhar : “Ada apa ini? Tidak sopan. Saya selaku
anggota legislatif akan menuntut kalian semua karena sudah mengusik kediaman
saya.”
Warga 2 : “Wah... Wah.. Bapak sekarang sudah sombong
ternyata. Bapak tidak ingat kami lah yang sudah membuat bapak menang dalam
pemilihan ini.”
Bapak Azhar : “Siapa kalian? Saya tidak ingat pernah
mengenal warga kumuh kayak kalian ini. Saya juga tidak pernah membuat janji.”
Warga 3 : “Keterlaluan. Janji yang Bapak buat
berarti cuma bohong belaka. Kami tidak terima.”
Warga 1 : “Ya kami tidak terima!”
Warga 4 : “Pendusta!”
Bapak Azhar : “Saya tidak salah... saya tidak
salah.”
Nah teman-teman dari kisah ini dapat disimpulkan
Amanat :
Bahwa jika kita membuat janji kita harus dapat menepatinya.
‘Tangan Mencencang Bahu Memikul’ Artinya : Siapa yang berbuat kesalahan dia sendirilah
yang merasakan akibatnya .